BELITUNG TIMUR - Imlek atau Tahun Baru warga etnis Tionghoa merupakan salah satu perayaan terbesar yang dilakukan setiap tahun untuk merayakan atau menghormati para leluhur mereka yang telah wafat.
Bagi Tionghoa yang masih memegang kepercayaan Konghucu, sembahyang leluhur lazim dilakukan sehari sebelum Imlek.
Sembahyang leluhur dilakukan dengan memberi persembahan makanan yang terdiri dari buah, kue, dan daging. Juga minuman seperti teh dan arak. Terakhir, dilakukan dengan membakar uang kertas. Kepercayaan ini tidak lagi dilakukan oleh semua orang Tionghoa.
Hiu Yudi Pangestu atau akrab disapa Ko Ayung mengatakan, sejarah Imlek berasal dari dialek Hokkian, yaitu Im dan Lek. Im memiliki arti bulan, sedangkan Lek berarti penanggalan dengan kata lain, Imlek sendiri berarti kalender (penanggalan) bulan, atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan Lunar New Year. Sabtu (21/1/2023).
" lya hari ini kita lakukan sembahyang diruma, ini kita sembahyang doakan untuk orang tua atau leluhur yang sudah wafat, Jika saya boleh bilang ibarat ummat Islam sebelum hari " H " lebaran melakukan ziarah nyekar ke kubur, namun kalo kita Tionghoa berdoanya dari rumah masing-masing" kata Ko Ayung kepada publikbabel.com, usai ritual.
Dikatakan Ko Ayung bersama istrinya A Tak lebih lanjut mengatakan untuk melakukan sembahyang dengan sesajen berupa minuman arak, kue, makanan, daging, buah-buahan dan uang kertas serta baju celana dan sepatu kertas dan dupa.
" Sajian ini kita gunakan diperuntukkan kepada arwah leluhur, uang kertas dan baju sepatu sandal kita bakar tujuannya untuk dikirim ke arwah leluhur, uang kertas tak lazim lagi sekarang" Kata Ko Ayung menerangkan.
Menurut Ko Ayung setelah melakukan sembahyang dirumah nanti di jam 12.00 malam kita sembahyang dikelenteng bisa juga besok dipagi harinya untuk memanjatkan syukur sekaligus meminta perlindunagan dan keselamatan.
" Tahun baru imlek sekarang ini 2574, Shio Kelinci. Nanti tepat jam 12.00 malam biasanya kita sembahyang dikelenteng namun boleh juga besok pagi harinya, setelah itu baru kita lakukan kunjungan silaturahmi kita yang muda kepada sesepuh tetua kita yang masih ada kita kunjungi bersilaturahmi dilakukan dengan memberi salam Gong Xi Fat Choi " ujar Ayung.
Yang lazim juga pada saat Imlek dengan tradisi bagi angpao oleh yang sudah menikah memberi kepada yang belum menikah dan juga org tua yang belum menikah kita kasih angpao.
" Tradisi bagi-bagi angpao oleh orang yang sudah menikah, orang yang sudah tua namun belum menikah berhak juga menerima angpao" ujar Ayung. (Helmi M Fadhil).